Kamis, 31 Juli 2014

Sejarah "merah adalah warna PERSIDJA tempoe doeloe"

Banyak yg mengira orens adalah warna kebanggaan PERSIJA.
Tetapi jauh sebelum orens menjadi bagian dari PERSIJA.
Warna merah lah yg mengiringi perjalanan hidup PERSIJA.
Ya, grnerasi pendukung PERSIJA sekarang hanya mengetahui satu warna yaitu orens, bila kita lihat ketika PERSIJA bertanding, anak muda JAKarta berbondong-bondong pergi bersama ke Stadion Utama Glora Bung Karno dengan memakai semua atribute yg serba orens.

Memang, hal ini terjadi karna PERSIJA pada tahun 1997 merubah identitasnya dari merah sebagai warna Tradisionalnya menjadi orens.
Tidak ada yg tau pasti kenapa PERSIJA merubah warna kebesarannya dari merah menjadi orens, yg telah berpuluh-puluh tahun di pakai oleh para pendahulu mereka.
Banyak yg bilang bahwa warna orens adalah warna kesukaan Bang Yos, tetapi ada juga yg bilang warna orens adalah warna pemda.

Tetapi, ya itu tadi, jauh sebelum orens, PERSIJA bangga dengan warna merahnya.
Karna yg sudah melekat sejak PERSIJA masih bernama Voetballbond Indonesische Jacatra (VIJ) adalah pemberian dari para pendiri perkumpulan ini.
Merah di sebut-sebut sebagai representasi Indonesia, karna sejak dulu Batavia memang di penuhi oleh bermacam-macam suku bangsa.

VIJ sendiri adalah perkumpulan sepakbola yg memang di dirikan oleh para pemuda pribumi, untuk menyaingi perkumpulan sepakbola Batavia yg di dirikan oleh para Belanda.
Yaitu bernama Voetballbond Batavia Omstraken (VBO).
VIJ adalah cerminan perkumpulan Indonesia, pemain-pemainnya bukan hanya terdiri dari orang Betawi, tetapi juga suku lainya.
Pemuda Betawi semacam A.gani, saridi bermain satu tim dengan Rusljaman, Soecipto, Soetarno yg orang jawa pun bermain di dalamnya, begitu juga orang sunda seperti Iskandar yg juga menjadi andalan pembobol gawang lawan.

VIJ bermarkas di lapangan Petojo.
Lapangan ini adalah sumbangan dari pemuda-pemuda Betawi untuk VIJ.
Tokoh Betawi seperti M.Husni Thamrin punya andil besar dalam perkembangan VIJ, terutama atas adanya lapangan Petojo ini.
Dari lapangan ini pula VIJ berlatih hingga menjuarai kompetisi tahun 1933, 1934 dan 1938.

Setelah era kemerdekaan, VIJ merubah namanya menjadi PERSIJA pada tahun 1950.
PERSIJA kembali menunjukan taringnya sebagai perkumpulan JAKarta di dunia persepak bolaan di Indonesia kala itu.
PERSIJA mampu membuat VBO meleburkan diri kedalam PERSIJA, otomatis klub-klub yg bernaung di bawah VBO bergabung dan berkompetisi di PERSIJA.
Sebutan PERSIJA adalah Indonesia kala itu sangat kuat, dengan banyak pemain PERSIJA yg memperkuat tim Nasional Indonesia.
Nama-nama seperti Van der vin, Kris Ong, Tan Liong Houw (Tanoto), Kiat Kwe Sek, R. Pangemanan, Hong Sing atau Djamiat Dalhar adalah pemain-pemain andalan Indonesia.
Begitu pula di era 60an.
Di era 70an adalah masa emasnya PERSIJA, karna tim Nasional kala itu adalah PERSIJA.

Walau warna kebanggaan PERSIJA terdahulu merah dan sekarang berevolusi menjadi orens.
Semua itu tidak membuat saya berpaling untuk cinta terhadap tim sepak bola dalam negri yg lain.
Warna adalah identitas.
Jaya selalu PERSIJA ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar